Cairan Cadangan yang Wajib Dibawa Saat Mudik
Bawa bekal untuk keperluan mudik bukan hanya makanan saja. Ada juga bekal untuk cairan mobil yang wajib kamu siapkan sebelum melakukan perjalanan mudik. Tujuannya agar pada saat hal tak diinginkan terjadi, kamu punya cadangan cairan untuk menyelesaikan masalahnya.
Lalu apa saja cairan cadangan yang perlu dibawa? Yuk simak penjelasan berikut.
1. Oli Mesin
Sejatinya, hampir 90% durabilitas mesin tergantung dari kualitas oli yang dipakai. Untuk long trip seperti mudik dengan jarak tempuh ratusan kilometer, pastinya kualitas dan kondisi oli harus oke.
Salah satu yang jadi bahan perdebatan sampai saat ini adalah bolehkah mencampur oli mesin yang dipakai dengan merek lain? Ada pihak yang membolehkan dan ada juga yang melarang.
Salah satunya John Rowland, head Research chemist pelumas Fuchs-Silkolene. Dikutip dari majalah Superbike edisi Januari 2010, ia mengatakan, tidak mengapa memakai oli campuran dari dua atau lebih oli mesin dengan merek berbeda.
Yang gak boleh adalah mencampur oli yang berbeda peruntukan seperti oli mesin dengan oli gardan.
Namun pendapat Guntur dari bengkel All Key Auto Sport, untuk mengantisipasi adanya efek negatif, sebaiknya oli mesin gak dicampur. Kalau oli mesin kurang, boleh ditambah dengan oli baru yang semerek dan sama kadar kekentalannya (SAE).
So, bawalah oli mesin cadangan yang semerek dan sejenis.
2. Radiator Coolant
Kondisi mesin yang baik dan prima secara tidak langsung juga ditentukan oleh sistem pendingin mesin. Mesin kendaraan yang bekerja dapat menghasilkan panas hingga 75-90ºC. Jika suhu terlalu tinggi, maka mesin akan overheating dan tidak bisa bekerja maksimal.
Bagi pengguna mobil baru, radiator coolant (RC) memang sudah jadi air standar radiator. Disinyalir, cairan RC bisa bikin mesin lebih adem ketimbang kalau pakai air ledeng biasa.
Nah, tak haram kalau mau pakai RC pada mobil tua, yang penting kondisi saluran pendingin pada mobil tersebut harus bersih dan lancar.
Nah untuk jenis RC, Hartanto, fluids specialist toko Cahaya Maju, di Kebon Jeruk, Jakbar, menghimbau untuk bijak memilih RC. “Yang pasti, cari RC yang punya kadar PH netral.”
Pertanyaannya, bolehkah RC ditambahkan dengan merek lain? Hartanto menanggapi, akan lebih baik RC tidak dicampur dengan dua atau lebih merek berbeda.
Sebab dikhawatirkan campuran dari RC dapat menghasilkan reaksi yang justru dapat menimbulkan karat. “Kalaupun kapasitas RC berkurang di tabung cadangan, tambahkan air biasa saja,” sarannya.
3. Minyak Rem
Kapasitas minyak rem yang tidak pada batas yang dianjurkan dapat mengakibatkan rem tidak bekerja optimal. Selain kelalaian manusia, penyebabnya lainnya bisa karena adanya kebocoran sehingga berkurangnya kadar minyak rem di tabung reservoir.
Selain itu, jangan mencampur minyak rem dengan spesifikasi yang berbeda. Seperti DOT3, DOT4, DOT5.1 dan DOT5. Makin tinggi angkanya, makin tinggi pula titik didihnya. Namun bila pencampuran dilakukan dalam level DOT yang sama, sah-sah saja.
Perihal pencampuran DOT berbeda tadi, hal itu bisa bikin karet-karet sil rusak. DOT3, DOT4 dan DOT5.1 memiliki bahan dasar glycol. Dalam kondisi darurat, DOT4 boleh dicampur dengan DOT3 dengan resiko turunnya titik didih.
Sedang untuk DOT5, tidak boleh dicampur pada DOT manapun karena bahan dasarnya terbuat dari silikon. Untuk itu, sebaiknya bawa minyak rem cadangan yang sesuai dengan DOT standar yang dipakai di mobil kamu.
4. Oli Power Steering
Cairan yang satu ini berhubungan langsung dengan kenyamanan saat mengemudikan setir kendaraan.
Periksalah kondisi oli power steering (PS) sebelum melakukan perjalanan jauh. Apabila oli sudah berubah warna, ganti baru. Perubahan warna oli ini disebabkan karena perubahan suhu yang tinggi akibat adanya tekanan tinggi dari pompa oli.
Oli PS sebaiknya dikuras setiap 20-25.000 km. Kalau kualitas oli yang sudah kurang tetap dipertahankan, hal itu dapat mengurangi kemampuan kerja dan dapat merusak komponen PS.
Jika jarak tempuh belum mencapai angka tersebut, cukup periksa volumenya saja. Jika kurang, tambahkan oli sampai batas yang ditentukan hanya dengan merek dan jenis yang sama.
5. Air Aki
Terdapat dua jenis aki yang beredar saat ini, yakni aki kering dan aki basah. Pada kendaraan tahun tua dan kendaraan secara umum, aki basah masih kerap di aplikasi. Kelemahannya, level air harus terus dipantau.
Periksa kondisi batas air aki sehari sebelum keberangkatan dan tiap 2 minggu sekali. Jika dalam perjalanan air aki dirasa berkurang, bisa tambahkan dengan air bebas mineral. Jangan gunakan air aki zuur (H2SO4) karena digunakan hanya untuk mengisi aki baru.
Selain butuh bekal makanan, saat perjalanan mudik kita juga perlu menyiapkan cairan cadangan agar saat ada masalah menimpa kita bisa menyelesaikannya. Selamat melakukan perjalanan mudik, semoga selamat sampai tujuan!