Berita

    Featured Image

    Penyebab RPM Tidak Stabil Pada Mobil

    Faktor Penyebab RPM Tidak Stabil pada Mobil

    RPM(Revolutions Per Minute) adalah indikator yang menunjukkan jumlah putaran atau rotasi per menitnya. Adapun dalam konteks mobil, RPM mengacu pada jumlah putaran atau rotasi dari poros engkol (crankshaft) dalam satu menit. Jika RPM tidak stabil, artinya perputaran mesin bermasalah. Berikut ini beberapa faktor yang paling umum menjadi penyebab RPM tidak stabil.

    Rusaknya ISC (Idle Speed Control)

    Idle Speed Control (ISC) adalah komponen yang berfungsi untuk mengontrol putaran mesin pada saat mobil berada dalam kondisi diam (idle). ISC bekerja dengan cara mengatur jumlah udara yang masuk ke dalam intake manifold agar RPM tetap stabil.

    Ketika ISC mengalami kerusakan, mesin tidak dapat mengatur jumlah udara dengan baik, hingga menyebabkan RPM jadi tidak stabil. Gejala yang mungkin terjadi adalah mesin mati tiba-tiba setelah dihidupkan atau RPM naik turun secara tidak wajar.

    Throttle Body yang Kotor

    Faktor penyebab RPM tidak stabil selanjutnya adalah kotornya komponen throttle body akibat penumpukan kerak atau kotoran dari udara. Throttle body adalah katup gas yang berfungsi sebagai pintu masuknya udara ke dalam intake manifold.

    Ketika throttle body kotor, aliran udara akan terhambat, dan campuran antara udara dan bahan bakar menjadi tidak seimbang. Hal ini menyebabkan RPM menjadi tidak stabil karena mesin kesulitan untuk berakselerasi.

    Sensor MAF (Mass Air Flow) Kotor

    Sensor MAF (Mass Air Flow) berfungsi untuk mengukur jumlah udara yang masuk ke dalam sistem pembakaran. Sensor ini menggunakan elemen pengukur yang peka terhadap kotoran dan debu dari udara.

    Jika sensor MAF kotor, data yang diterima oleh ECU (Electronic Control Unit) menjadi tidak akurat, sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi tidak seimbang. Akibatnya, RPM mobil menjadi tidak stabil dan performa mesin menurun. 

    Celah Platina Terlalu Renggang

    Pada kendaraan konvensional yang masih menggunakan sistem pengapian konvensional dengan platina, celah pada platina sangat penting untuk menentukan waktu pengapian.

    Jika celah platina terlalu renggang, bunga api yang dihasilkan busi menjadi kurang kuat. Ini dapat membuat mesin tidak dapat berjalan dengan baik atau mati tiba-tiba. RPM pun bisa menjadi tidak stabil karena waktu pengapian menjadi tidak tepat.

    Masalah pada Selang Vacuum Advancer